4.01.2011

TIPS WISATA ZIARAH IMOGIRI-KOTAGEDE

Pertama adalah waktu berkunjung. Agar tidak kecelik maka kita harus tahu waktu bukanya, untuk di Imogiri dibuka hanya pada hari Senin pukul 10.00-12.00 dan Jumat pukul 13.00-15.00, dan Imogiri Senin, Kamis, dan Minggu Pukul 10.00-13.00 dan Jumat pukul 13.00-16.00, serta pada bulan Ramadhan, pemakaman akan ditutup untuk sebulan penuh.


Pemakaman Imogiri dan kotagede memiliki peraturan yang sama dalam masalah seragam resmi berziarah, yaitu: baju peranakan, kain batik, dan blangkon. Untuk baju peranakan berbahan kain lurik bercorak biru dan hitam, biasa dipakai oleh abdidalem Keraton Yogyakarta. Dengan kain batik selain bercorak Larangan, Seperti Parang Barong dan Kawung. Sebaiknya kain diwiru ganjil dengan ukuran lebar, selebar 3 jari. Terakhir blangkon dengan bentuk design Kagok Mataram. Bagi yang tidak mau repot, akan disediakan penyewaan baju dengan biaya sewa sebesar Rp 10.000,00.


Bagi wanita harus menggunakan semacam basahan yang terdiri dari kain batik, dan kemben serta bagi yang berambut panjang harus disanggul. Untuk yang menggunakan jilbab, tidak perlu khawatir. Kemarin saya melihat ada peziarah yang menggunakan bawahan basahan dengan jilbab di kepala serta daerah dada sampai leher ditutup dengan kain tambahan yang fungsinya seperti pashmina, jadi aurat tetap tidak terlihat.


Selanjutnya jangan lupa juga untuk mempersiapkan uang pecahan ribuan yang cukup karena di lapangan akan banyak sekali ‘kotak amal’. Seingat saya(baca; edisi maret: Imogiri, ‘Peristirahatan’ Berpeluk Kabut dan Pesareyan Kotagede, Setitik Keheningan dalam Kesibukan Jogja), untuk di Imogiri, terdapat sekitar lima belas wadah sumbangan, dan di Kotagede terdapat (kurang lebih) tujuh wadah sumbangan.

No comments:

Post a Comment