11.24.2010

MERAPI GEGER KUNTILANAK GOLEK (EPISODE I)

Mustokoweni-Jogja, 13 November 2010

“377.600 berdua, berarti seorangnya sekitar 150.000an dong ya? Hahaha murahnya buat ke Bali

“Bayar sekarang kalau begitu ya”

Akhirnya saya dan Bratma mentransfer sejumlah uang yang harus dibayarkan.

Seluruh kota di kaki gunung merapi diselimuti suasana mencekam akibat merapi erupsi dan memuntahkan yang awan panas, wedus gembel, hujan abu, hujan pasir dan istilah yang lainnya. Bagi saya cukup ketar-ketir, “bisa berangkat gak ague sedangkan bandara aja masih ditutup?”.


Akhirnya kami terbang ke Denpasar via Semarang. Dasarnya saya tidak betah untuk beratahan tanpa ada aktifitas yang berarti akhirnya saya niatkan sejak sebelum hari keberangkatan kalau saya harus menjabanin Lawang Sewu yang tersohor itu.


“Kalau disini (baca: Lawang Sewu), susah mau liat lelembut, kadang pas lagi ga pingin liat malah diliatin, kalau dari awal sudah mau liat malah ga diliatin” kata seorang pemandu kami dan sejujurnya saya memang yang niat ingin lihat sejak awal, tapi hasilnya… “Lah pak! Terus tadi yang saya lihat bayangan di jembatan penghubung itu apa?”

“loh? Masnya juga lihat toh?”

#$(*^&@%!?}|>>>...!

***


Bisa dibilang baru saya mulai tertarik dengan cerita epos Panji dalam episode wayang gedog(sendratari wayang dengan tema mengambil dari cerita Panji). Setelah saya mulai mempelajari tarian Klana Raja pada Mas Tatok saya mulai tertarik untuk mempelajari cerita apa dibalik apa yang saya tarikan. Menarik ketika tahu bahwa pemeran utamanya(Panji dan Dewi Sekartaji) berkelana dari jawa timur hingga Bali, Lombok, bahkan hingga tanah Thailand dan Kamboja.

Senang rasanya ketika saya bersama rekan saya Bratma, berhasil menemukan Setia Dharma House of Mask and Puppet di Ubud, tempat itu sebelumnya pernah diliput oleh Kick Andy yang pada waktu itu membahas tentang manusia topeng, jadi salah satunya Pak Prayit sebagai manajer dari Setia Dharma diundang untuk berbicara. Kebetulan juga kami telah memegang tiket ke Bali, maka tambahlah rute tujuan kami. Saya masih bingung untuk membedakan tokoh topeng pada wayang gedog. Harapan besar untuk menemukan jawabannnya di Setia Dharma.


Bersambung...

No comments:

Post a Comment